Semarang, 4 Oktober 2025 — Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Wahid Hasyim (UNWAHAS) Semarang menyelenggarakan kegiatan Studium General bertajuk “Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui Pendidikan Islam dan Ekonomi dalam Menghadapi Tantangan Global” pada Jumat, pukul 08.00 Wib. Acara akademik yang dihadiri oleh 250 mahasiswa baru program sarjana hingga doktoral ini bertujuan untuk memberikan orientasi komprehensif serta memperkuat pemahaman peran strategis pendidikan Islam dalam pembangunan karakter bangsa dan ekonomi.
Kegiatan Studium General ini merupakan agenda rutin yang diprioritaskan sebagai bagian dari orientasi mahasiswa baru FAI UNWAHAS. Dekan FAI UNWAHAS, Dr. H. Iman Fadhilah, S.H.I., M.Si., dalam sambutannya menekankan pentingnya kegiatan ini seiring dengan perluasan cakupan program studi di FAI.
“Kegiatan Studium General ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka orientasi mahasiswa baru Fakultas Agama Islam Universitas Wahid Hasyim Semarang. Hari ini, FAI tidak hanya membawahi program sarjana saja, namun juga program pascasarjana dan program doktoral di bidang Pendidikan Agama Islam dan Hukum Ekonomi Syariah,” tutur Dr. Iman Fadhilah.
Selain sebagai orientasi, acara ini juga menyajikan sesi pemaparan teknis terkait tata cara pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) serta pembagian jadwal perkuliahan untuk semester mendatang, yang diikuti oleh mahasiswa kelas reguler dan kelas Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) S2 dan S3.
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber utama, yaitu Dr. M. Munir, S.Ag., M.A., selaku Direktur Pendidikan Agama Islam (PAI) Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI), dan Dr. Andi Prastowo, S.Pd.I., M.Pd.I., Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTIK) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Sesi pemaparan materi pertama, Dr. M. Munir menyoroti peran sentral PAI. Beliau menjelaskan bahwa PAI memegang peranan strategis dalam membentuk karakter generasi penerus bangsa yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, cinta tanah air, serta memiliki jiwa patriotisme yang tinggi dalam menjaga keutuhan bangsa dan negara.
Dr. Munir juga menegaskan bahwa negara menjamin atas pendidikan agama bagi setiap warga. “Negara menjamin atas Pendidikan Agama (sekolah, madrasah, bahkan Perguruan Tinggi) untuk mendapatkan Pendidikan Agama sebagaimana tercantum pada Pasal 29 Ayat (2) UUD 1945, yang menjamin kemerdekaan tiap penduduk untuk memeluk agama dan beribadah menurut agamanya, serta memastikan setiap peserta didik menerima pendidikan agama sesuai agamanya,” ujarnya.
Sementara itu, Dr. Andi Prastowo, narasumber kedua, memaparkan strategi konkret peningkatan SDM melalui pendidikan Islam di berbagai jenjang. Menurutnya, ada empat strategi utama yang harus diterapkan: Integratif (menggabungkan ilmu umum dan agama), Komprehensif (meliputi karakter, kompetensi, dan keterampilan abad ke-21), Kontekstual (sesuai kebutuhan zaman, seperti literasi digital, kewirausahaan, dan kepemimpinan), serta Berbasis Nilai Islam (sebagai filter moral dan spiritual).
Beliau juga menyoroti relevansi nilai-nilai Islam dalam mengatasi persoalan SDM di Indonesia. “Krisis integritas, rendahnya disiplin, dan budaya kerja yang lemah masih menjadi masalah serius pembangunan SDM di Indonesia (World Bank, 2020). Pendidikan Islam menekankan nilai amanah, ihsan, dan istiqamah sebagai fondasi etika kerja,” jelas Dr. Andi Prastowo.

