Pattani, Thailand — Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang kembali memperluas jejaring internasional dengan melaksanakan kegiatan Joint Seminar Internasional bersama Jamiah Islam Syeikh Daud Al-Fathoni (JISDA), Pattani, Thailand, pada 10 Oktober 2024. Seminar ini mengangkat tema “Islam Nusantara dalam Perspektif Global: Tradisi, Moderasi, dan Tantangan Kontemporer”, yang disampaikan oleh dua narasumber dari Unwahas, yaitu: Dr. Ifada Retno Ekaningrum, M.Ag., Dr. H. Syaifuddin, M.A.
Kegiatan seminar dilaksanakan di Ruang Seminar Utama, Gedung Kampus JISDA lantai 2, dan dihadiri oleh lebih dari 100 mahasiswa dan dosen JISDA. Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk saling bertukar pengetahuan serta menjalin kerja sama akademik lintas negara, khususnya di bidang pendidikan Islam yang berwawasan moderat dan kontekstual.
Dalam pemaparannya, Dr. Ifada Retno Ekaningrum menjelaskan secara komprehensif tentang konsep Islam Nusantara sebagai model keberislaman yang berkarakter ramah, menghargai tradisi lokal, serta menolak kekerasan atas nama agama. Ia menegaskan bahwa Islam Nusantara bukanlah mazhab baru, tetapi pendekatan dakwah dan pendidikan Islam yang kontekstual, berbasis pada nilai-nilai wasathiyah (moderat), tasamuh (toleran), dan i’tidal (berkeadilan).
Sementara itu, Dr. H. Syaifuddin, M.A. mengupas secara historis dan filosofis tentang akar keilmuan Islam Nusantara, termasuk kontribusi ulama pesantren dan Wali Songo dalam menyebarkan Islam di wilayah Asia Tenggara secara damai dan inklusif. Ia menekankan bahwa pemikiran Islam Nusantara sejalan dengan semangat Islam global yang mendorong peradaban, bukan pertentangan. Sesi tanya jawab berlangsung dinamis. Para mahasiswa JISDA mengajukan pertanyaan kritis seputar:
- Bagaimana konsep Islam Nusantara bisa diterapkan dalam konteks masyarakat Muslim di Thailand Selatan?
- Apa keunggulan metodologi pendidikan Islam berbasis lokalitas?
- Bagaimana Islam Nusantara merespons arus fundamentalisme dan globalisasi?
Para dosen JISDA turut mengapresiasi paparan dua narasumber Unwahas yang dinilai membawa perspektif baru dan membuka ruang dialog yang konstruktif antara Islam Melayu dan Islam Nusantara. Dalam kesempatan ini, pihak Unwahas dan JISDA juga mendiskusikan peluang kerja sama jangka panjang, seperti: pertukaran dosen dan mahasiswa, penelitian kolaboratif, Publikasi ilmiah bersama, pelatihan metodologi penelitian dan pengembangan kurikulu moderasi Islam.
Kegiatan diakhiri dengan penyerahan cinderamata dari Unwahas kepada pihak JISDA, diikuti sesi foto bersama yang berlangsung hangat dan penuh semangat persaudaraan ilmiah.
Kegiatan joint seminar ini membuktikan bahwa nilai-nilai Islam Nusantara dapat menjadi inspirasi global dalam membangun peradaban Islam yang damai, adaptif, dan toleran. Seminar ini juga menjadi titik awal dari kolaborasi akademik antara Unwahas dan JISDA, yang diharapkan akan berkembang menjadi sinergi yang saling memperkuat antar-lembaga pendidikan Islam di Asia Tenggara.